Perubahan
Perilaku Pada Suatu Individu atau Organisasi
Sudah menjadi sebuah fakta bahwa
suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya anggota, dari suatu
organisasi tidak akan berjalan dengan lancar tanpa ketekunan dan komitmen
anggota terhadap tujuan organisasi itu sendiri. Ketika seseorang berada pada
suatu organisasi, maka perubahan perilaku seseorang merupakan variable penting
yang harus diperhatikan. Dengan adanya perubahan perilaku pada seorang anggota bukan
berarti akan selalu membawa dampak yang buruk bagi suatu organisasi, dampak
positif juga dapat terjadi ketika perubahan perilaku mengarah pada perubahan
yang positif pula, misal pegawai yang bekerja selalu bermalas-malasan dan tidak
pernah tepat waktu dalam mengerjakan tugas, dan ketika dia mendapatkan motivasi
dari dalam diri ataupun dari orang lain ia pun akan mengalami perubahan
perilaku yang mengarahkan dirinya kepada seorang pegawai yang rajin dan tepat
waktu. Begitu pula sebaliknya untuk perubahan yang mengarah pada dampak yang buruk
bagi sebuah organisasi.
Hubungan konflik dengan perubahan Perilaku Suatu Individu
Konflik merupakan suatu kejadian
atau kegiatan pada suatu organisasi yang terjadi akibat adanya ketidakpuasan yang dirasakan oleh anggota organisasi.
Ketidakpuasan disini bisa saja ketidakpuasan secara pribadi/personal atau
ketidakpuasan didalam ruang lingkup organisasi. Adanya perseteruan antar
anggota, atau anggota organisasi dengan atasan, atau bahkan kalangan atas
dengan kalangan atas merupakan hal yang sering tejadi pada suatu organisasi,
dimana hal-hal itu akan menghasilkan feedback yang berbeda pada setiap anggota
organisasi.
Adapun beberapa macam konflik yang dapat terjadi pada
suatu organisasi, yaitu:
Koflik
Antar-Pribadi
Konflik
antar pribadi merupakan konflik yang muncul diantara satu orang dengan orang
lainnya. Setiap manusia memiliki empat kebutuhan dasar kebutuhan psikologis
dimana ketika dirasa terganggu, secara otomatis akan mengakibatkan sebuah
konflik, seperti kebutuhan untuk dihargai dan diperlakukan sebagai seorang
pribadi, kebutuhan memiliki sejumlah kontrol, kebutuhan menjadi pribadi yang
konsisten.
Konflik Internal
Konflik internal merupakan kekacauan yang meledak dalam
diri seseorang. Konflik ini melibatkan hiruk pikuknya emosional seseorang
ketika keahlian, ketertarikan, tujuan-tujuan atau nilai-nilai diperlunak untuk
mengerjakan tugas-tugas atau pengharapan-pengharapan tertentu diluar tingkat
kenyamanan atau ketika item-item ini berhadapan dalam konflik secara langsung
satu sama lain. Konflik internal merefleksikan kesenjangan pemisah antara apa
yang seorang katakan, apa yang seseorang inginkan dan apa yang seseorang
perbuat. Konflik itu merintangi kehidupan sehari-hai seseorang dan bisa
melumpuhkan sejumlah orang.
Dampak
Positif Potensial Konflik
·
Motivasi meningkat
·
Identifikasi
masalah/pemecahan meningkat
·
Keterpaduan kelompok
·
Penyesuaian diri pada
realita
·
Keahlian/pengetahuan
meningkat
·
Kreatifitas meningkat
· Kontribusi terhadap
pencapaian tujuan insentif bagi pertumbuhan
Dampak
Negatif Potensial Konflik
·
Produktifitas menurun
·
Krisis kepercayaan
·
Formasi koalisi dengan
posisi-posisi yang bertentangan
·
Kerahasiaan dan aliran
informasi menurun
·
Masalah moral
·
Konsumsi waktu tang banyak
sekali
·
Kelumpuhan pengambilan
keputusan
Oleh karena itulah, seorang pemimpin organisasi sudah selayaknya
memberikan solusi dan penanganan pada hal-hal yang berpotensi dalam membuat
suatu konflik positif berlanjut pada konflik yang negatif. Adapun cara efektif
dalam menangani konflik yaitu pahami persoalannya, perjelas persoalannya,
evaluasi pendekatan-pendekatan alternatif, selesaikan masalahnya. Dengan
demikian arah suatu organisasi akan jelas dalam pencapaian tujuannya.
Sumber
:
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar